kemana dana aliran sumbangan korban gempa??

Author: aja aja ada /










Beberapa minggu yang lalu tanah air kita diguncang oleh bencana yang amat mengerikan. banyak saudara saudara kita bergelimpangan dan tak menentu arah pasca gempa tersebut..
sumber : MedanBisnis – Padang

Sungguh menyedihkan korban gempa di Sumatera Barat. Memasuki hari kelima, Minggu (4/10), warga korban gempa hanya menerima 10 bungkus mie instan. Ke manakah bantuan yang mengalir ke Sumbar?
Nenek Wati (60), warga Lubung Alung, Kabupaten Padang Pariaman hilir mudik dari tendanya ke posko bantuan. Dia mengharapkan mendapat bantuan sembako. Namun posko bantuan itu hanya ada puluhan kardus mie instan yang diberi mobil pribadi yang melintas di perkampungan mereka.
Di posko itu tidak ada apa-apa kecuali mie instan yang jumlahnya terbatas. Akhirnya panitia posko membagi mie instan tersebut. Nenek ini pun baru Minggu kemarin menerima bantuan dalam bentuk mie instan.
“Cuma iko nan awak dapekkan, sapuluah bungkuih mie. (hanya ini yang saya dapatkan, sepuluh bungkus mie,” kata Nenek Wati .
Walau hanya menerima mie instan nenek renta ini tetap semangat membawanya di tenda darurat. Dia lantas berkumpul lagi dengan keluarganya. Mie instan pun dibukanya tanpa dimasak. Mie tanpa masak itu lantas dia berikan kepada Yuni cucunya yang baru berusia setahun.
“Biarlah ndak dimasak, yang penting cucuku tida rewel. Cucuku ini baru saja mulai sembuh dari demam sejak gempa kemarin,” kata Nenek Wati dengan nada datar.
Sumbangan yang terbatas itu, membuat korban gempa di Lubuk Alung baru menerima mie instan. Padahal nenek Wati dan warga lainnya sangat mengharapkan adanya bantuan berupa beras untuk makan mereka pasca gempa.
“Rumah kami rubuh. Tapi kok bantuan yang kami terima cuma mie. Padahal kami juga butuh beras agar anak-anak kami bisa makan,” keluh Indra warga lainnya.
Ironisnya lagi, meski bantuan korban untuk korban gempa masih minim, Gubernur Sumbar beserta para stafnya susah ditemui untuk diajak koordinasi.
“Koordinasi bantuan untuk korban tidak jelas. Kalau kita lihat kepala daerah yang bertanggung jawab harusnya berkantor di sini, tapi kenyataannya jarang di tempat,” ujar sumber dari pemerintah pusat yang bertugas menanggulangi masalah bencana yang enggan disebutkan namanya.
Sember tersebut juga menyayangkan amburadulnya struktur organisasi yang menangani distribusi bantuan. “Meski dia (gubernur) sebagai penanggung jawab daerah, tapi misalnya untuk masalah pengungsi, logistik, itu tidak jelas siapa yang mengurusi,” keluh sumber tersebut.
Ketidakhadiran para pejabat eselon I dan II di Pemprop Sumbar juga disayangkan. Harusnya untuk musibah gempa sebesar ini, mereka harus standby di kantor gubernur.
“Kordinasi bantuan ke masyarakat tidak jelas sudah sampai atau tidak karena hanya didrop sampai kabupaten,” keluhnya lagi.
Pemerintah daerah, lanjut dia, telah menyarankan agar masyarakat yang rumahnya roboh bisa menginap ke rumah famili atau keluarga.
“Jadi tidak jelas mau didrop ke mana bantuannya. Tidak ada kantong pengungsi, jadi tidak ada konsentrasi pengunsi,” pungkasnya.

0 komentar:

Posting Komentar